1. THE EYE 10
Ketegangan dan keseraman film horor Asia memang sudah tidak diragukan
lagi. Tengok saja film The Ring, yang alih-alih diadaptasi Hollywood
untuk digarap versi Amerikanya. Kini giliran "The Eye 10" yang siap
membuat anda mencekam.
Jangan bermain api jika tidak ingin terbakar, mungkin itu pepatah yang tepat untuk melukiskan film 'The Eye 10.' Film besutan sutradara Pang Brothers ini mengambil dua lokasi negara yakni Hong Kong dan Thailand.
Bermula ketika empat remaja Hongkong yang mengunjungi Thailand untuk bertemu dengan teman lama Chongkwai (Ray Mac Donald). Seperti biasa, jika beberapa teman sudah berkumpul pasti kisah tentang hantu tidak akan terlewatkan.
Dan kebetulan, Chongkwai memperlihatkan pada teman-temannya sebuah buku yang ia temukan di sebuah toko buku tua tentang 10 cara untuk memanggil setan. Penasaran dan penuh tanda tanya, kelimanya memulai permainan. Padahal mereka tahu soal konsekuensinya, disitu dikatakan saat permainan dimulai harus diselesaikan.
Permainan awal dibuka dengan 'Jiwa di dalam gelas' atau bekennya ala papan quija. Baik Chongkwai, Gofei (Kris Gu), April (Isabella Leung), May(Kate Young) dan Ted (Chen Po Lin), dibuat ketakutan ketika ada bayangan yang muncul. Namun alih-alih, ternyata ibu Chongkwai yang belum tidur.
Dari lima sahabat itu, hanya May yang belum melihat sosok hantu dan ia pun bersikeras hati untuk bisa melihatnya. Akhirnya permainan berlanjut dengan 'Panggilan Makan Malam.' Dengan memasang dupa, menyajikan makanan dan mengetuk mangkuk seraya membuat keributan, hantu-hantu gentayangan pun datang.
Satu per satu dari mereka bisa melihat kedatangan hantu yang turut makan. Itu pun dengan kondisi yang mencekam dan harus terus membuat keributan hingga makanan yang diberikan habis. Dengan mahluk-mahluk berwajah mengerikan, kelucuan menghampiri dengan pecahnya mangkuk Ted dan mau tak mau harus membuat keributan dengan memasukan sumpit ke dalam mulutnya. Tapi lagi-lagi May belum bisa melihat hantu.
Makin penasaran, May meminta permainan dilanjutkan kendati dipastikan rekan-rekan yang lain sudah sangat ketakutan. Permainan terputus saat Gofei menghilang saat 'Bermain Petak Umpat' di hutan kayu pada malam hari. April yang adalah kekasih Gofei putus asa mencarinya, tak lama setelah itu ia pun turut menghilang.
Ted dan May akhirnya mengikuti saran ibu Chongkwai untuk pulang ke Hongkong. Tapi apa yang dinyana, tidak ada batasan ruang untuk hantu. Sejak itu mereka selalu menemukan hantu di setiap sudut dimana pun mereka berada hingga akhirnya menempuh permainan terakhir yakni 'Kematian.'
Jangan bermain api jika tidak ingin terbakar, mungkin itu pepatah yang tepat untuk melukiskan film 'The Eye 10.' Film besutan sutradara Pang Brothers ini mengambil dua lokasi negara yakni Hong Kong dan Thailand.
Bermula ketika empat remaja Hongkong yang mengunjungi Thailand untuk bertemu dengan teman lama Chongkwai (Ray Mac Donald). Seperti biasa, jika beberapa teman sudah berkumpul pasti kisah tentang hantu tidak akan terlewatkan.
Dan kebetulan, Chongkwai memperlihatkan pada teman-temannya sebuah buku yang ia temukan di sebuah toko buku tua tentang 10 cara untuk memanggil setan. Penasaran dan penuh tanda tanya, kelimanya memulai permainan. Padahal mereka tahu soal konsekuensinya, disitu dikatakan saat permainan dimulai harus diselesaikan.
Permainan awal dibuka dengan 'Jiwa di dalam gelas' atau bekennya ala papan quija. Baik Chongkwai, Gofei (Kris Gu), April (Isabella Leung), May(Kate Young) dan Ted (Chen Po Lin), dibuat ketakutan ketika ada bayangan yang muncul. Namun alih-alih, ternyata ibu Chongkwai yang belum tidur.
Dari lima sahabat itu, hanya May yang belum melihat sosok hantu dan ia pun bersikeras hati untuk bisa melihatnya. Akhirnya permainan berlanjut dengan 'Panggilan Makan Malam.' Dengan memasang dupa, menyajikan makanan dan mengetuk mangkuk seraya membuat keributan, hantu-hantu gentayangan pun datang.
Satu per satu dari mereka bisa melihat kedatangan hantu yang turut makan. Itu pun dengan kondisi yang mencekam dan harus terus membuat keributan hingga makanan yang diberikan habis. Dengan mahluk-mahluk berwajah mengerikan, kelucuan menghampiri dengan pecahnya mangkuk Ted dan mau tak mau harus membuat keributan dengan memasukan sumpit ke dalam mulutnya. Tapi lagi-lagi May belum bisa melihat hantu.
Makin penasaran, May meminta permainan dilanjutkan kendati dipastikan rekan-rekan yang lain sudah sangat ketakutan. Permainan terputus saat Gofei menghilang saat 'Bermain Petak Umpat' di hutan kayu pada malam hari. April yang adalah kekasih Gofei putus asa mencarinya, tak lama setelah itu ia pun turut menghilang.
Ted dan May akhirnya mengikuti saran ibu Chongkwai untuk pulang ke Hongkong. Tapi apa yang dinyana, tidak ada batasan ruang untuk hantu. Sejak itu mereka selalu menemukan hantu di setiap sudut dimana pun mereka berada hingga akhirnya menempuh permainan terakhir yakni 'Kematian.'
2. Buppha Rahtree
Pla adalah gadis kecil yang masih duduk di sekolah dasar. Dia hidup
bersama ayah tirinya setelah ibu kandungnya meninggalkan mereka. Ayah
tiri Pla sangat membenci Pla sama seperti dia membenci ibu Pla. Pla
sering mendapat perlakuan kasar dari ayah tirinya. Hal ini menyebabkan
Pla sulit berinteraksi dengan teman-temannya di sekolah sehingga dia
sering di-bully oleh teman-temannya. Suatu ketika Pla didorong temannya
hingga jatuh dari tangga sekolah.
Setelah peristiwa jatuh dari tangga tersebut, tubuh Pla dirasuki dan dikendalikan (reincarnate or reborn)
oleh arwah seorang wanita bernama Buppha Rahtree. Buppha adalah wanita
yang meninggal karena komplikasi akibat praktek aborsi 10 tahun yang
lalu. Karena telah dikendalikan maka perilaku Pla berubah, dia telah
berani melawan pada ayah tirinya dan mencoba melukai ayahnya dengan
gunting, bahkan Pla melukai seluruh teman di kelasnya menggunakan pisau
cukur milik ayah tirinya setelah dirinya di-bully.
Buppha membawa Pla ke kamar 609 di sebuah apartment dimana 10 tahun
lalu Buppha pernah tinggal disana dan meninggal di kamar mandi di kamar
tersebut. Namun Pla bertemu dengan seorang pria yang sedang masturbasi
di kamar mandi, dan Pla tewas mengenaskan di tangan pria itu. Arwah Pla
pun bergentayangan, dan dengan bantuan arwah Buppah, mereka menebar
teror kematian di apartment itu.
Diwaktu yang sama,,
Rung adalah seorang pemuda yang berprofesi sebagai kartunis komik
horor. Dia memiliki kemampuan semacam indera keenam, dapat melihat
makhluk gaib/hantu. Kemampuan itu didapatkan setelah dia tenggelam saat
kecil. Dia sengaja menenggelamkan diri karena ingin diselamatkan oleh
wanita yang disukainnya, wanita itu adalah guru les Rung yang bernama
Buppha. Sejak peristiwa itu Rung menjadi tertutup dan sulit
berinteraksi. Dia diputuskan oleh pacarnya, bahkan diusir dari apartment
sewanya karena kempuannya itu dianggap aneh.
Rung akhirnya pindah ke apartment yang juga dihuni oleh Buppha.
Setelah melihat-lihat beberapa kamar, dia memilih kamar 605, yaitu
satu-satunya kamar kosong yang tidak berhantu. Awalnya Rung hidup dengan
tenang disana, namun ketika Rung bertemu dengan Pla maka dia pun
mendapat teror dari Pla, bahkan salah satu teman Rung menjadi korban
Pla.
Pla terus menebar teror pada semua penghuni pria (hanya pria) di
apartment tersebut. Satu per satu korban berjatuhan dari yang hanya luka
atau hilang anggota tubuh hingga kehilangan nyawa, dan semuanya dengan
bekas sayatan pisau cukur milik Pla. Pemilik apartement yang merasa
sangat terganggu dengan ulah Pla dan Buppha, menyewa jasa seorang ghostbuster untuk mengusir kedua hantu itu, tapi sang ghostbuster malah jadi korban balas dendam Pla.
Suatu hari Rung tidak sengaja bertemu dengan Buppha di depan pintu
lift apartment. Rung yang mengenali Buppha langsung menyapanya, namun
Buppha tidak mengenali Rung. Buppha baru mengenali Rung setelah Rung
memperlihatkan foto masa kecil Rung yang sedang duduk bersama Buppha.
Buppha mengatakan tidak mengenali Rung karena wajah dewasa Rung sangat
jauh berbeda. Rung sangat bahagia telah bertemu dengan dengan cinta
pertamanya. Dia tidak menyadari bila Buppha bukan lagi seorang manusia,
namun hantu yang menebar teror kematian di apartment tempat tinggalnya.
Film ini ditutup dengan ditemukannya jasad Pla dan jasad semua korban
Pla. Dan Rung dicurigai sebagai pelaku pembunuhan karena dia ditemukan
tidak sadarkan diri di kamar 609, tempat jasad Pla ditemukan.
3. Last Summer
“Tidak perlu takut menonton film horor Thailand jika bukan produksi
GTH,” ungkapan yang terdengar terlalu dangkal dan terkesan sangat
meremehkan, tapi rasanya tidak sepenuhnya salah juga. Sejak Ladda Land yang diproduksi GTH (jangan sebut Pee Mak,
karena itu murni komedi), rasanya belum ada lagi film horor Thailand
yang benar-benar menyeramkan. Apakah horor Thailand sedang dalam masa
suramnya? Entahlah.
Sebenarnya Last Summer tidak terlalu buruk, tapi jika kamu telah menjadikan Shutter sebagai patokan horor Thailand yang menyeramkan, buang jauh-jauh ekspektasi untuk mendapatkan perasaan paranoid saat ingin tidur setelah menonton film ini.
Last Summer masih menggunakan format anthology, format yang sepertinya juga sedang menjadi trend di kalangan sineas horor Thailand. Namun Last Summer berusaha memberikan sedikit sentuhan yang berbeda pada format anthology-nya. Daripada menggarap cerita yang berbeda, ketiga sutradara (Kittithat Tangsirikit, Sittisiri Mongkolsiri, Saranyoo Jiralak) membagi satu cerita menjadi tiga segmen dan berjalan secara estafet.
Ceritanya sendiri cukup klise, sekelompok remaja yang berlibur di sebuah rumah pantai, kemudian semuanya jadi lepas kendali hingga harus ada yang meninggal. Kemudian setiap segmennya akan mengungkap satu per satu rahasia yang membuat Joy (Pimpakan Phraekhunnatham) meninggal dengan penuh amarah dan menuntut balas pada teman-temannya.
Selain akting Sutatta Udomsilp yang terasa semakin matang, hal positif lain dari film ini adalah penggunaan koper sebagai properti horor. Rasanya belum banyak yang membuat koper jadi tampak menyeramkan layaknya di film ini. Sayangnya, hanya dua hal tersebut yang menjadi nilai lebih. The Verdict Tidak terlalu buruk, tapi masih terlalu jauh untuk mengembalikan kejayaan horor Thailand.
Sebenarnya Last Summer tidak terlalu buruk, tapi jika kamu telah menjadikan Shutter sebagai patokan horor Thailand yang menyeramkan, buang jauh-jauh ekspektasi untuk mendapatkan perasaan paranoid saat ingin tidur setelah menonton film ini.
Last Summer masih menggunakan format anthology, format yang sepertinya juga sedang menjadi trend di kalangan sineas horor Thailand. Namun Last Summer berusaha memberikan sedikit sentuhan yang berbeda pada format anthology-nya. Daripada menggarap cerita yang berbeda, ketiga sutradara (Kittithat Tangsirikit, Sittisiri Mongkolsiri, Saranyoo Jiralak) membagi satu cerita menjadi tiga segmen dan berjalan secara estafet.
Ceritanya sendiri cukup klise, sekelompok remaja yang berlibur di sebuah rumah pantai, kemudian semuanya jadi lepas kendali hingga harus ada yang meninggal. Kemudian setiap segmennya akan mengungkap satu per satu rahasia yang membuat Joy (Pimpakan Phraekhunnatham) meninggal dengan penuh amarah dan menuntut balas pada teman-temannya.
Selain akting Sutatta Udomsilp yang terasa semakin matang, hal positif lain dari film ini adalah penggunaan koper sebagai properti horor. Rasanya belum banyak yang membuat koper jadi tampak menyeramkan layaknya di film ini. Sayangnya, hanya dua hal tersebut yang menjadi nilai lebih. The Verdict Tidak terlalu buruk, tapi masih terlalu jauh untuk mengembalikan kejayaan horor Thailand.
Ladda Land bercerita tentang sebuah keluarga yang baru saja pindah ke
sebuah rumah baru. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, seorang anak
perempuan yang telah beranjak remaja, dan seorang bocah laki-laki ini
nampak sangat antusias mengenai kepindahan mereka ini. Namun pada malam
pertama, mereka mulai merasakan sesuatu yang tak lazim dengan rumah ini.
Banyak kejadian yang tidak masuk akal yang mereka lihat. Keempat
anggota keluarga ini sering melihat penampakan sesosok wanita yang
menyeramkan.
Seperti contohnya ketika sang anak perempuan mulai melihat sepasang kaki yang berjalan di antara jemuran atau ketika teman-temannya datang ke rumah dan berusaha menakut-nakutinya lalu muncullah penampakan seorang wanita berambut panjang di belakang mereka. Siapakah sosok penampakan wanita berambut panjang ini? Apa kaitannya dengan rumah yang mereka tempati?
Seperti contohnya ketika sang anak perempuan mulai melihat sepasang kaki yang berjalan di antara jemuran atau ketika teman-temannya datang ke rumah dan berusaha menakut-nakutinya lalu muncullah penampakan seorang wanita berambut panjang di belakang mereka. Siapakah sosok penampakan wanita berambut panjang ini? Apa kaitannya dengan rumah yang mereka tempati?
udah Segitu dulu ya, . selamat menonton..!!
No comments:
Post a Comment
Tinggalkan jejak kalian disini
Semua masukan yang membangun sangat saya harapkan
Mohon berkomentar
1. Sopan
2. No spam
3. Dan intinya yang baik lah